Apakah informasi yang Blogger saya tampilkan berguna bagi anda?

Rabu, 12 Oktober 2016

Wiro Sableng #98 : Rahasia Cinta Tua Gila

Wiro Sableng #98 : Rahasia Cinta Tua Gila Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : TUA GILA DARI ANDALAS

SATU

Sepasang mata Sabai Nan Rancak memandang tak berkesip pada orang bercadar yang tegak di hadapannya. Dia seolah berusaha menembus cadar untuk melihat wajah orang berpakaian serba kuning itu, untuk mengetahui siapa orang ini adanya.
"Siang telah bergerak menuju petang. Terima kasih kau telah sudi datang memenuhi undangan." Si cadar kuning berkata.
Sabai Nan Rancak memasang telinganya baik-baik. Sebelumnya dia telah beberapa kali bertemu dengan orang ini dan telah beberapa kali pula mendengar suaranya. Dalam hati Sabai Nan Rancak berkata. "Aku masih belum bisa memastikan apakah orang ini lelaki atau perempuan. Kalau bicara kata-katanya seperti berpantun. Setiap bicara agaknya dia mengerahkan tenaga dalam untuk menutupi suara aslinya. Namun berat dugaanku dia seorang perempuan."

"Waktuku tidak banyak. Ada beberapa urusan penting menungguku. Jadi kuharap kau segera menjelaskan maksud tujuan pertemuan ini." Kata Sabai Nan Rancak setelah tadi berusaha menyimak suara orang.

"Sebetulny
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #98 : Rahasia Cinta Tua Gila Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Sabtu, 08 Oktober 2016

Bukan Punguk Yang Merindukan Rembulan

Bukan Punguk Yang Merindukan Rembulan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Satu tahun sudah berlalu, tapi Ipung masih begini saja. Masih memandanginya dari jauh tanpa kata. Mendekat pun Ipung tak berani. Dia terlalu tinggi untuk digapai, begitu pikir Ipung murung.

Namanya Saiful, akrab di sapa Ipung. Seorang pemuda 25 tahun yang cerdas. Ia mampu menamatkan pendidikan strata satunya pada usia 20 tahun dan dapat meraih pendidikan magisternya pada jurusan sama di usia ke-22-nya. Saat ini Ipung menjadi dosen muda di Universitas tempatnya belajar sambil mengambil pendidikan doktoral, masih dalam bidang yang sama. Tapi agaknya, kesuksesan akademik Ipung tidak di dukung dengan kesuksesan asmaranya. Perjaka muda ini bahkan sampai saat ini tidak mengetahui nama sang rembulan pujaan hatinya, tidak berani menegur dan hanya bisa memperhatikan dari jauh. Padahal sang rembulan adalah mahasiswinya sendiri.

“Bagaimana Pak Dhe? Ada kemajuan soal nyonya meneer-mu?” goda Ishaq, teman satu kelasnya di strata satu, yang sekarang memiliki toko tekstil di dekat simpang lima. Ishaq duduk di samping Ipung, di ujung anak tangga lantai dua masjid Baiturrahman, menikmati pemandangan alun-alun kota Semarang. Matahari terik sekali, maka setelah jama’ah sholat jum’at Ipung tidak langsung kembali ke kampus, apalagi dia sedang tidak memiliki jadwal mengajar siang itu.
Ipung menggeleng tanpa kata.
“Namanya? Sudah dapat? Aku bantu kau cari tahu identitas la
... baca selengkapnya di Bukan Punguk Yang Merindukan Rembulan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Lantunan Sendu Melodi Biolaku

Lantunan Sendu Melodi Biolaku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Mungkin aku memang tak sempurna. Sedari kecil tak ada yang mau menerima kekuranaganku. Tak terkecuali orangtuaku sendiri. Bahkan nama indah yang kupunya bukan pemberian mereka. Namaku Angelica Melodi. Nama indah pemberian mendiang kakekku.

Dua bulan lalu langit seperti runtuh menimpaku. Hidupku bagai telah berakhir. Satu-satunya orang yang menerimaku dengan penuh senyum pergi meninggalkanku. Bukan untuk sesaat. Bukan untuk sekejap. Ia telah pergi jauh menghadap Tuan hidup.

Hidupku kembali terombang-ambing. Ingin hidup tak ada alasan lagi. Tapi mimpi mendiang kakekku yang beliau titipkan padaku belum juga kuraih. Berkali-kali kupikirkan semuanya, berkali-kali juga aku menyerah. Pasrah.
Kulangkahkan kakiku mantap menuju panggung impianku bersama mendiang kakekku. Sedikit senyum kusunggingkan menambah semangatku. Kuingat kembali kata terakhir mendiang kakekku.
“Tunjukkan alunan melodi indahmu. Biarkan seluruh dunia tahu. Jangan biarkan mereka hentikan langkahmu walau hanya selangkah. Kakek yakin kamu pasti bisa.”

Kulihat sayup-sayup mata yang memandangku aneh tak percaya. Melihatku berada di panggung ini. Memang aku tak berdiri. Aku duduk di atas kursi roda yang menompang tubuhku. Kursi roda yang mungkin bisa dikatakan saksi bisu pahitnya duniaku. Yang menopang tubuh rentaku sedari ke
... baca selengkapnya di Lantunan Sendu Melodi Biolaku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu